Gubernur Jawa Timur dan Perhutani KPH Bondowoso Lepas Ekspor Kopi Spesialti Java Ijen Raung ke Taiwan

Gubernur Jawa Timur dan Perhutani KPH Bondowoso lepas ekspor kopi spesialti Java Ijen Raung ke Taiwan

BONDOWOSO, MN CakrawalaPERHUTANI (31/10/2025) | Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Perum Perhutani KPH Bondowoso secara resmi melepas ekspor kopi spesialti unggulan Java Ijen Raung ke Taiwan. Acara pelepasan ekspor yang digelar di Desa Rejoagung, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso ini menjadi momentum penting dalam memperkuat posisi Bondowoso sebagai salah satu sentra kopi berkualitas dunia.

Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting dan pemangku kepentingan di bidang perkebunan kopi, antara lain Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid, Ketua DPRD Bondowoso Ahmad Dhafir, Dandim 0822 Bondowoso, Kapolres Bondowoso, serta jajaran Forkopimkab Bondowoso. Hadir pula Direktur Wijaya Coffee Gianto Wijaya, Forkopimcam Sumberwringin, para kepala desa, Ketua LMDH Wana Agung Sejahtera Saleh beserta pengurus, serta para petani pengelola kopi di wilayah kerja BKPH Sukosari dan Sumberwringin.

Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi tinggi terhadap komitmen dan kerja keras seluruh pihak, mulai dari petani hingga pelaku usaha yang telah berkontribusi besar dalam menghasilkan kopi dengan kualitas terbaik. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ekspor ini menjadi bukti nyata bahwa hasil panen dan pengolahan kopi Bondowoso mampu bersaing di pasar internasional.

“Ekspor ini menjadi bukti bahwa kualitas kopi Bondowoso diminati pasar dunia. Ini high quality, dan ternyata bisa dihasilkan oleh para pekebun di Bondowoso,” ujar Khofifah.

Bondowoso terus menunjukkan eksistensinya sebagai daerah penghasil kopi unggulan di Indonesia di bawah binaan Perhutani. Beberapa tahun terakhir, kopi Bondowoso telah berhasil menembus pasar ekspor ke sejumlah negara seperti Jepang, Jerman, dan Arab Saudi. Menurut Khofifah, capaian ini menunjukkan kemampuan petani dalam menjaga kualitas sekaligus kesinambungan antara produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

“Kalau kualitas dan produktivitas sama-sama meningkat, maka dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama petani kopi. Inilah yang kita harapkan: petani sejahtera, hutan lestari, dan ekspor terus meningkat,” tambahnya.

Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menegaskan bahwa ekspor kopi Java Ijen Raung ke Taiwan merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisi Bondowoso sebagai daerah penghasil kopi spesialti unggulan nasional. Ia menyebut kegiatan ini sebagai pembuktian bahwa Bondowoso mampu menghasilkan kopi yang diakui secara internasional melalui sertifikat Indikasi Geografis (IG).

“Ekspor ini meneguhkan Bondowoso sebagai penghasil kopi spesialti terbaik di Indonesia. Pengakuan dunia terhadap kopi Bondowoso sudah terbukti melalui sertifikat indikasi geografis yang kita miliki,” jelas Bupati Hamid.

Administratur Perhutani KPH Bondowoso Misbakhul Munir menjelaskan bahwa ekspor kopi ini merupakan kelanjutan kerja sama produktif antara Perhutani dan masyarakat sekitar hutan melalui skema Perjanjian Kerja Sama (PKS) Agroforestry. Melalui pola ini, masyarakat dapat mengelola lahan hutan secara legal dan berkelanjutan, sekaligus memperoleh hasil ekonomi dari komoditas kopi.

“Kopi yang dikelola di wilayah Perhutani sudah beberapa kali menembus pasar internasional. Sebulan lalu, komunitas pengusaha Kopi Argopuro juga berhasil melakukan pengiriman pertama ke Jeddah, Arab Saudi. Artinya, kopi Bondowoso benar-benar diminati dunia karena memiliki mutu tinggi dan cita rasa khas,” ungkap Munir.

Munir menambahkan bahwa Perhutani terus berkomitmen mendukung peningkatan kesejahteraan petani kopi melalui pendampingan, pembinaan mutu, dan peningkatan kapasitas produksi. Dengan adanya ekspor ini, diharapkan para petani semakin termotivasi menjaga kualitas dan konsistensi hasil panen mereka.

Direktur Wijaya Coffee Gianto Wijaya selaku eksportir utama menjelaskan bahwa ekspor kopi spesialti Java Ijen Raung ke Taiwan menjadi tonggak penting dalam sejarah perdagangan kopi Bondowoso. Ia menyebut proses penanganan pasca panen dilakukan ketat dengan enam tahapan pemurnian agar menghasilkan cita rasa terbaik.

“Yang membedakan kopi spesialti ini dengan kopi biasa adalah proses penanganan pasca panennya. Tahun ini hasil uji laboratorium di Taiwan memberi nilai 82,5, dan skor terbaru kita mencapai 86,2. Itu membuktikan kopi Bondowoso sudah diakui secara global,” jelas Gianto.

Lebih lanjut, Gianto mengungkapkan bahwa kopi terbaik dunia seperti Panama Geisha memiliki skor 96–98, sehingga capaian kopi Bondowoso sudah mendekati standar premium dunia. Permintaan pun terus meningkat tidak hanya dari Taiwan, tetapi juga dari China, Jepang, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat.

“Permintaan dari luar negeri terus berdatangan, bahkan sudah antre. Sekarang tugas kita adalah menjaga kualitas agar Bondowoso tetap dikenal sebagai penghasil kopi spesialti terbaik,” tambahnya.

Acara pelepasan ekspor kopi ini menjadi simbol keberhasilan kolaborasi antara pemerintah daerah, Perhutani, pelaku usaha, dan petani kopi. Sinergi ini tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi komoditas kopi, tetapi juga memperkuat posisi Bondowoso di kancah global sebagai pusat kopi berkualitas tinggi.

 

 

(Kom-PHT/Bdw/Mam/Red.)