Jember, MN Cakrawala– Ahad 30 Juni 2024, Pimpinan Pusat Pelopor Banser Jember mengadakan pertemuan sekaligus konsolidasi menjelang Pilkada 2024.
Dalam kegiatan temu kangen alumni Diklatsar angkatan pertama sampai angkatan ke-10 tersebut, ratusan tokoh yang mewakili sekitar 3.000 anggota Pelopor Banser menyatakan kekompakannya untuk mendukung Gus H. M. Ayub Junaidi untuk maju di Pilkada Jember tahun 2024.
Gus Ayub dinilai merupakan tokoh NU yg ideal untuk menjadi Bupati, karena sudah sangat berpengalaman dalam mengurusi Kabupaten Jember saat dirinya menjadi Ketua Komisi D DPRD Jember, hingga akhirnya menjadi Pimpinan DPRD Jember beberapa tahun silam.
“Secara strategis, Mantan Ketua PC GP Ansor Jember yaitu Gus Ayub juga sedang menjadi Ketua DPC PKB Jember, sehingga sudah mengantongi 8 kursi di parlemen, tinggal mencari koalisi untuk menambah 2 kursi sudah bisa mendaftarkan diri jadi calon bupati” kata Ketua Pelopor Banser Jember Drs. H. Saiful Bahri dalam pidatonya yang membakar semangat para peserta.
“Sudah saatnya kita punya Bupati ataupun Wakil Bupati dari Kader Ansor, karena jumlah anggota kita sudah mencapai ribuan orang dan menjadi tokoh di berbagai lapisan masyarakat, kita tidak boleh terkecoh dengan orang lain yang ngaku-ngaku NU, karena mendekati pemilu memang semua calon akan ngaku-ngaku sebagai NU” imbuhnya.
Gus H.M. Ayub Junaidi mengaku bangga dan berterimakasih atas dukungan para tokoh Pimpinan Pusat Pelopor Banser Jember. “Saya sangat berterimakasih atas kekompakan sahabat-sahabat, monggo soliditas dan persatuan terus dijaga demi kejayaan NU di Jember” ucapnya.
Tokoh besar NU Jember KH. Abdullah Syamsul Arifin atau Gus A’ab menjelaskan bahwa spirit Khittah NU tidak boleh disalah artikan, “selama ini ada pihak lain yang menjadikan Khittah NU sebagai senjata untuk memasung gerak pengurus struktural NU agar tidak terlibat di dunia politik, tetapi faktanya ternyata suara warga NU justru dimanfaatkan oleh pihak lain tersebut untuk kepentingan golongan lain yang bertentangan dengan NU, itu namanya Khittah Minus, yaitu Khittah yang merugikan NU dan justru menguntungkan pihak lain yang bukan NU” dawuh Gus A’ab.
“Maka dari itu ada istilah Khittah Plus yaitu kita tetap menjalin komunikasi menggunakan seluruh potensi yang dimiliki, baik dalam kapasitas secara pribadi, tetapi kita juga menunjukkan soliditas dan kekuatan kita bersama untuk kepentingan jam’iyah. Nah saat ini PKB sudah memberikan tugas kepada salah satu calon, maka para senior di sini tidak boleh hanya diam, tidak boleh tidak ikut untuk kemudian memberikan arahan yang baik” pungkasnya. (Agus/Andre)