Kadis PUPR Riau Diboyong KPK, Turun dari Mobil Bersama dengan Gubernur Abdul Wahid

Kadis PUPR Riau Arief Setiawan diboyong KPK ke Jakarta bersama Gubernur Abdul Wahid setelah operasi tangkap tangan di Pekanbaru.

Jakarta, MN Cakrawala – Drama politik dan korupsi kembali menghantui bumi Lancang Kuning. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau, Arief Setiawan, akhirnya ikut diboyong tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Jakarta, Selasa (4/11/2025) pagi.

Yang mencolok, Arief turun dari mobil yang sama dengan Gubernur Riau Abdul Wahid, sosok yang dikenal dekat dengannya di lingkar kekuasaan Pemprov Riau. Keduanya tiba di pelataran Gedung Merah Putih KPK sekitar pukul 09.00 WIB, sama-sama menutup wajah dengan masker putih, seolah ingin menyembunyikan beban di balik langkah tergesa mereka.

Arief mengenakan sweater kuning tua dan menarik koper roda, berjalan diam di belakang Abdul Wahid tanpa sepatah kata. Pemandangan itu cukup menjawab kabar yang semalam beredar: OTT KPK di Riau bukan isu sembarangan.

Nama Arief Setiawan bukan asing di lingkaran birokrasi Riau. Ia dilantik sebagai Kadis PUPR pada Maret 2022 oleh Gubernur Syamsuar, dan tetap aman di kursinya bahkan setelah kekuasaan berganti ke tangan Abdul Wahid.

Dalam mutasi besar-besaran Pemprov Riau 19 September 2025 lalu, Abdul Wahid tetap mempertahankan Arief — keputusan yang kini menimbulkan tanda tanya besar. Arief adalah pejabat yang jarang disentuh rotasi, meski posisinya strategis dan penuh proyek miliaran.

Setelah operasi senyap pada Senin sore (3/11/2025), KPK menyegel sejumlah ruangan di Dinas PUPR Riau, termasuk ruang kerja Arief Setiawan. Juru bicara KPK Budi Prasetyo membenarkan ada uang yang ikut diamankan, meski belum merinci jumlah maupun asalnya.

“Ada uang yang diamankan sebagai barang bukti,” ujar Budi singkat.

KPK memiliki waktu 1×24 jam untuk menetapkan status hukum terhadap mereka yang telah dibawa ke Jakarta, termasuk Gubernur Abdul Wahid dan Arief Setiawan.

UAS Ikut Bersuara: “Yang Kena Kadis PUPR dan UPT, Bukan Gubernur”

Di tengah gegap gempita berita OTT ini, pendakwah kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) ikut bersuara. Melalui video berdurasi 14 detik yang beredar, UAS menegaskan bahwa Gubernur Abdul Wahid tidak terkena OTT, melainkan hanya dimintai keterangan.

“Berita yang betul itu Kadis PUPR dan Ka UPT OTT,” ujar UAS. “Gubernur Riau dimintai keterangan, itu yang betul.”

UAS diketahui merupakan pendukung berat pasangan Abdul Wahid–SF Hariyanto dalam Pilgub Riau 2024. Dukungan terbuka UAS bahkan disebut-sebut menjadi kunci kemenangan pasangan tersebut.

Kasus ini menjadi ujian pertama bagi Gubernur Abdul Wahid setelah dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 lalu. Hanya delapan bulan berselang, bayang-bayang korupsi kembali mencoreng wajah pemerintahan Riau, provinsi yang berkali-kali terseret kasus serupa dari masa ke masa.

Nama PUPR Riau selama ini memang tak pernah jauh dari sorotan publik. Proyek infrastruktur bernilai ratusan miliar rupiah kerap disebut rawan permainan. Kini, ketika Kadis dan Gubernur diboyong bersama ke Jakarta, publik layak bertanya: apakah ini sekadar badai politik, atau awal terungkapnya gurita korupsi di tubuh birokrasi Riau?

Hingga berita ini diturunkan, KPK belum menetapkan tersangka maupun membeberkan konstruksi perkara. Namun, gelagatnya jelas: Riau kembali menjadi sorotan nasional. Satu hari ke depan akan menentukan — apakah ini hanya pemeriksaan, atau langkah awal menuju penahanan resmi atas nama-nama besar di lingkar Pemprov Riau.

Jika benar OTT ini menyangkut proyek di Dinas PUPR, maka publik patut menunggu: berapa besar uang yang dimainkan, dan siapa sebenarnya aktor utamanya?

(Efialdi/Red.)