Sidoarjo, MN Cakrawala– Sebagai generasi millenial saat ini yang hidup di jaman serba digital selayaknya kita tidak boleh melupakan tradisi baik yang ada disekitar kita.
Bentuk-bentuk kearifan lokal dan kerukunan beragama dalam wujud praktik sosial yang dilandasi suatu kearifan dari budaya. Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa budaya (nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus). Nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal meliputi Cinta kepada Tuhan, alam semesta beserta isinya.
Desa Balongdowo Kecamatan Candi ada tradisi masyarakat yang dilakukan setiap bulan Ruwah pada saat bulan purnama. Tradisi tersebut dinamakan Nyadran, Nyadran ini merupakan adat bagi para nelayan kupang desa Balongdowo sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam keterangan ketua panitia Ruwah desa Balongdowo, Yatim menjelaskan kegiatan acara ruwat desa merupakan salah satu kegiatan adat yang mencerminkan kebersamaan dan syukur atas Rahmat yang telah diberikan Allah swt, pelestarian adat budaya ruwat desa yang sudah berjalan turun temurun sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan yang bisa dimaknai slametan desa atau sedekah menolak balak, menjauhkan dari musibah, dan bersilaturrahmi antar warga, menciptakan kerukunan di masyarakat.
Dijelaskan lebih lanjut, Kegiatan Ruwah berlangsung selama empat hari. Diawali dengan pagelaran wayang kulit Dalang Ki Anom Sudarmaji pada hari Jum’at (14/2), dilanjutkan pelaksanaan Nyadran di hari Minggu (16/2), dihari berikutnya Ludruk Karya Baru Mojokerto Senin (17/2) dan terakhir ditutup dengan Pengajian Umum Ruwah Desa Rabu (19/2). Semoga desa Balongdowo menjadi desa yang gemah ripah loh jinawi, warga desa guyub, rukun, dan sejahtera.” terang Yatim.
(Ubaid/Joko)