Jember, MN Cakrawala— Gabungan Perusahaan Perkebunan (GPP) Jawa Timur Wilayah III menggelar seminar dan dialog terkait peluang dan tantangan bisnis perkebunan di masa datang. Seminar diadakan pada Jumat, 8 November 2024 di Gedung Aula Kebun Banjarsari, PT Perkebunan Nusantara I Regional 5.
Hadir dalam acara adalah Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember, Ir. Imam Sudarmaji, M.Si.; Sekjen GPP Jawa Timur, Drs. Imam, M.M.; Ketua GPP Jawa Timur Wilayah III sekaligus Koordinator Manajer Kebun PTPN I Regional 5, Benny Hendricrianto, S.P.; motivator pengembangan SDM, Ir. Soejitno, MIM; manajer Perkebunan BUMN Regional 4 dan 5, Direktur Perumda Kayangan Jember, dan manajer perkebunan swasta di area Kabupaten Jember, Lumajang, Situbondo, Bondowoso.
Dalam kata sambutannya, Benny menekankan pentingnya acara seminar dan dialog perkebunan. “Kita menghadapi tantangan yang cukup besar dalam bisnis perkebunan di masa depan.”, ujar Benny.
Tantangan berupa iklim yang tidak menentu, kualitas dan kuantitas SDM yang terus menurun, menjadi salah satu perhatiannya. Pentingnya peran SDM dalam pencapaian kinerja Perusahaan Perkebunan tentunya harus menjadi prioritas setiap Perkebunan sehingga diperlukan peningkatan soft skill karyawan. Sejatinya SDM adalah jantung dan roh Perusahaan itu sendiri, ujar Benny.
Hal ini diamini oleh Sekjen GPP Jawa Timur, Imam. Ia menambahkan, salah satu tantangan yang sulit dihadapi adalah regulasi dari pemerintah. “Harga saprodi dan upah tiap tahun meningkat. Sedang harga komoditi bisa naik dan turun.”, ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya regulasi dari pemerintah untuk melindungi bisnis perkebunan dari ketidakpastian harga.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember, Imam Sudarmaji memahami kesulitan yang dihadapi bisnis perkebunan. “Kita akan bantu apa yang bisa dibantu. Untuk membantu keberlangsungan bisnis perkebunan ini.”, ujarnya.
Imam menyadari, selain menghasilkan produk yang penting, bisnis perkebunan juga menyediakan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Ini berpengaruh bagi stabilitas ekonomi warga sekitar kebun.
Namun Imam juga memberikan pandangannya terkait peluang baru yang bisa digapai industri perkebunan. Selain sebagai komoditi ekspor yang banyak menghasilkan keuntungan, ia mengingatkan peluang-peluang bisnis lainnya.”Penekanan pada industri hilir yang memiliki nilai jual lebih besar daripada barang mentah. Ini akan menambah pemasukan bagi perusahaan.”, ujarnya.
Kemudian, perkebunan juga dapat mengembangkan lapangan bisnisnya ke konsep agrowisata. Ia mengatakan sudah banyak perkebunan yang melebarkan sayap bisnisnya ke agrowisata. Dan ini juga mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan.
Selain membahas regulasi dan tantangan perkebunan lainnya, kualitas SDM juga menjadi perhatian peserta. Ini menjadi perhatian dari motivator pengembangan SDM, Soejitno.
“Sering kali kita berfokus pada hard skill SDM perkebunan. Namun jarang sekali yang menyentuh soft skill mereka.”, tutur Soejitno. Ia mengingatkan agar jajaran managerial harus memperhatikan soft skill karyawan.”Ingat, kualitas SDM yang menentukan maju tidaknya suatu organisasi.”, tegas Soejitno.(Agus/Andre)