Pekanbaru,Cakrawala-Ketua DPD Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) Riau, Dr. Freddy Simanjuntak, SH., MH, meledak keras menanggapi kasus penangkapan Bripka AS, oknum polisi Polda Riau yang kedapatan terlibat narkotika. Ia menegaskan, hukum mati adalah hukuman yang paling pantas bagi aparat yang justru jadi pengkhianat bangsa.
“Jangan ada belas kasihan. Polisi yang mestinya jadi pelindung masyarakat malah berubah jadi bandar kejahatan. Kalau hukum di negeri ini mau dihormati, pelaku harus dihukum mati!” tegas Freddy.
Freddy menuding, kasus ini adalah tamparan keras bagi institusi Polri, khususnya Polda Riau. Ia menuntut pembenahan total. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Proses hukum harus terbuka dan transparan agar masyarakat tahu bahwa Polri benar-benar serius memerangi narkoba.
Lebih jauh, Freddy menantang seluruh lembaga negara di Riau:
* Polda Riau: wajib tes urine seluruh personel tanpa pandang bulu.
* ASN Pemprov Riau: Gubernur harus memerintahkan tes urine massal.
* Kejaksaan Tinggi Riau: semua jaksa harus dites terbuka.
* TNI di bawah Pangdam XIX/TT dan Danrem 031/WB: prajurit tanpa kecuali harus dites.
* BNN Riau: jangan hanya bicara, seluruh personelmu juga harus diperiksa.
“Kalau aparatur negara masih terkontaminasi narkoba, jangan pernah mimpi bisa memberantasnya. Perang terhadap narkoba bukan slogan kosong, tapi harus dibuktikan dari dalam tubuh negara itu sendiri!”
Freddy juga menyorot maraknya pelabuhan tikus di pesisir Riau yang menjadi jalur empuk masuknya narkoba dari luar negeri. Ia mendesak Pemprov Riau segera bertindak tegas memperketat pengawasan laut.
Menurutnya, Riau saat ini sudah masuk fase bencana narkotika. Setiap hari ada korban mati sia-sia, generasi muda hancur, dan masa depan bangsa digadaikan.
“Jika negara terus lemah, jangan salahkan kalau narkoba akan menjadi penjajah gaya baru. Aparat yang bermain narkoba adalah pengkhianat negara! GRANAT Riau siap turun langsung membantu pemerintah untuk menutup semua ruang gerak narkoba di tanah Melayu ini.(Ef)