Gelombang Protes Ribuan Siswa SMKN 1 INTAN: Tuntutan Transparansi Dana BOS, Pengadaan Seragam dan Penanganan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual

OGAN ILIR -MNCakrawala-Ribuan siswa SMKN 1 Indralaya Selatan melakukan aksi demonstrasi besar-besaran untuk menuntut Kepala Sekolah Edy Darmansyah mundur dari jabatannya.senin.(06/10/2025)

 

‘”Aksi ini dipicu oleh tuduhan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), ketidakjelasan pengadaan seragam sekolah, dan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru honorer berinisial TM terhadap dua siswi.

 

 

Aksi dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, ketika lebih dari 1.200 siswa berkumpul di lapangan sepak bola Desa Meranjat 1. Mereka kemudian bergerak menuju sekolah dengan membawa spanduk dan poster berisi tuntutan. Beberapa alumni turut bergabung untuk menjaga ketertiban, sementara aparat TNI dan Polri terlihat berjaga di sekitar lokasi untuk memastikan situasi tetap kondusif.

 

 

Kelvin Valentino, Ketua OSIS SMKN 1 Indralaya Selatan, menegaskan bahwa aksi ini lahir dari keprihatinan siswa terhadap tata kelola sekolah yang dinilai semakin tertutup.

 

‘”Mereka menuntut transparansi penggunaan dana BOS, realisasi pengadaan seragam sekolah, serta evaluasi terhadap proses pengangkatan tenaga pendidik non-ASN (PPPK) yang dianggap tidak sesuai prosedur. “Kami muak dengan ketidakjelasan ini. Kami ingin sekolah yang bersih, jujur, dan berintegritas,” ujar Kelvin di hadapan ribuan peserta aksi.

 

 

Sekitar pukul 10.00 WIB, situasi sempat memanas lantaran Kepala Sekolah Edy Darmansyah belum hadir di sekolah. Kondisi cuaca yang terik membuat aksi sempat dihentikan sementara, namun para siswa tetap bertahan di halaman utama sambil meneriakkan tuntutan mereka.

 

 

Aksi ini juga menyinggung dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru honorer berinisial TM terhadap dua siswi. Salah satu korban, berinisial S, diketahui telah pindah sekolah sejak 2024 karena rasa takut, sementara korban lainnya, AH, yang baru lulus tahun ajaran 2025, disebut masih mengalami trauma mendalam hingga kini.

 

 

Sementara itu, para guru di sekolah tersebut menyatakan keprihatinan mereka terhadap situasi yang terjadi. “Kami para guru sangat prihatin.

“Kami berharap semua pihak dapat duduk bersama dan menyelesaikan masalah ini dengan cara yang baik, transparan, dan berkeadilan,” ujar Susmita, guru Bahasa Jepang di sekolah tersebut.

 

 

Aksi yang berlangsung hingga siang hari itu turut dipantau oleh Ketua Korwil MKKS SMA/SMK Ogan Ilir, Efran, serta perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan. Proses mediasi masih berlangsung antara perwakilan siswa dan dinas pendidikan, sementara pihak kepala sekolah belum memberikan pernyataan resmi kepada media.(NJM)