BANJARMASIN, MN Cakrawala – Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Perhubungan (Dishub) terus mengembangkan layanan transportasi publik ramah pelajar dan disabilitas melalui program Angkutan Pelajar Ceria (APACE) dan Angkutan Pelajar Disabilitas (APDI). Program ini memungkinkan siswa berangkat dan pulang sekolah dengan aman, nyaman, dan gratis.
Program APACE diluncurkan pada 1 Oktober 2018 sebagai cikal bakal sistem transportasi umum modern “Trans Banjarmasin”. Layanan ini hanya beroperasi pada hari sekolah dan tidak diperbolehkan mengangkut penumpang umum selain pelajar. Sejak dijalankan, jumlah armada terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan pelajar di berbagai wilayah kota.
Pada tahun 2019, APACE menambah dua unit untuk melayani 10 trayek dengan melibatkan angkutan kota (taksi kuning) yang sebelumnya sepi penumpang. Pemerintah memberikan insentif Rp175 ribu per hari guna mendukung operasional. Perluasan terus dilakukan setiap tahun hingga 2024, dengan total 15 unit armada yang melayani 57 sekolah dan sekitar 477 pelajar setiap harinya.
Selain membantu pelajar, program APACE juga memberikan dampak positif bagi para sopir angkot. Mereka kini mendapatkan pendapatan tetap tanpa menanggung biaya bahan bakar. Program ini menghidupkan kembali angkutan kota tradisional yang sebelumnya kehilangan penumpang akibat persaingan transportasi daring.
Tidak hanya untuk pelajar umum, Pemkot Banjarmasin juga meluncurkan Angkutan Pelajar Disabilitas (APDI) pada tahun 2019. Saat ini, APDI mengoperasikan lima unit kendaraan yang melayani enam sekolah, terdiri dari lima sekolah inklusi dan satu Sekolah Luar Biasa (SLB). Rata-rata terdapat 70 pelajar disabilitas yang menggunakan layanan ini setiap hari.
Pelaksanaan APACE dan APDI menyesuaikan jadwal kegiatan belajar mengajar di sekolah. Armada melakukan satu kali penjemputan pagi dan satu kali pengantaran siang, dengan penambahan layanan jika diperlukan. Setiap kendaraan dijalankan oleh sopir yang telah mengikuti pelatihan keselamatan dan pelayanan ramah anak.
Menurut Djoko Setijowarno, akademisi transportasi, program APACE dan APDI merupakan langkah penting menuju sistem transportasi publik yang modern dan inklusif. “APACE dan APDI bukan sekadar layanan antar-jemput pelajar, tetapi fondasi menuju transportasi umum yang manusiawi dan berkeadilan,” ujarnya.
Program ini menegaskan komitmen Pemerintah Kota Banjarmasin dalam menyediakan layanan publik yang berpihak kepada masyarakat, ramah pelajar, dan berkelanjutan. Melalui APACE dan APDI, kota ini menjadi contoh nyata dalam menghadirkan transportasi inklusif yang memberi manfaat langsung bagi pelajar dan keluarga mereka.
(Efialdi/Red.)













