Pekanbaru,Cakrawala-Belum genap 24 jam menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Riau, SF Hariyanto langsung mengguncang jantung birokrasi.
Rapat perdana bersama kepala OPD, Kamis (6/11/2025), berubah panas — suara SF meninggi, nada amarah memecah ruang.
Target pertama: Kepala Dinas Pendidikan Riau, Erisman Yahya.
Dengan suara menggelegar, SF menuding gaya kerja bawahannya penuh sandiwara dan tidak transparan.
“Anda ini kadis yang korup! Tiap rapat bahas korupsi, HP pun harus diamankan dulu! Banyak gaya kau!”
Kalimat itu bukan teguran biasa. Itu tamparan terbuka di hadapan seluruh pejabat Riau.
Erisman pucat, pejabat lain diam membisu — hanya suara SF yang bergema di ruang rapat Melati Kantor Gubernur.
Tak berhenti di situ, SF juga menyinggung nama lain:
“Taufiq OH… nggak jelas itu! Awas nanti!”
Seketika suasana membeku. Gaya kepemimpinan Riau baru saja berubah total — dari tenang menjadi tegas, bahkan meledak-ledak.
Dan belum reda getarannya, SF langsung menandatangani perombakan besar-besaran.
Sebanyak 11 pejabat Plt kepala OPD dicopot dan diganti hanya dalam hitungan jam.
Langkah tercepat sepanjang sejarah birokrasi Riau.
Reshuffle kilat itu diklaim sebagai “bersih-bersih”.
Tapi publik bertanya: bersih dari apa, dan bersih untuk siapa?
Nama-nama yang diganti tersebar di semua lini,dari Biro Kesra, BPJ, BKD, Kesehatan, hingga Pariwisata.
Yang menarik, Thomas Larfo Dimeira, sosok yang dulu dikaitkan dengan proyek Payung Elektrik Masjid Agung An-Nur, justru naik jadi Plt Kadis PUPR-PKPP menggantikan Arief Setiawan yang baru ditangkap KPK.
Lucu, tapi juga tragis.
Yang satu ditahan karena korupsi, yang lain yang pernah bermasalah malah naik jabatan.
Apakah ini bersih-bersih atau justru “rolling aroma busuk biar kelihatan baru”?
Langkah SF memang cepat, tapi juga menimbulkan kegelisahan.
Sebagian pejabat memuji ketegasan, tapi sebagian lain khawatir, ini justru badai baru di masa transisi.
Riau sedang di persimpangan:
Antara era reformasi birokrasi yang keras dan berani, atau babak baru politik kekuasaan dengan topeng ketegasan.
Satu hal pasti,setelah rapat itu, tak ada lagi pejabat yang berani pura-pura bersih.
Karena Plt Gubernur Riau sudah menunjukkan taringnya.(Ef)













