Dituduh Curi Rambutan, Warga Pekanbaru Saling Klaim Kepemilikan Lahan: Kasus Sepele yang Menguak Konflik Serius

Pekanbaru,Cakrawala-Dugaan pencurian rambutan di Jalan Teropong Bintang, Pekanbaru, Jumat (5/12), berubah menjadi konflik panas yang menyeret persoalan klaim kepemilikan lahan. Apa yang bermula dari serombong buah kini berkembang menjadi saling tuduh yang tak bisa dianggap remeh.

 

M. Rizal (50) melaporkan seorang pria berinisial Rd ke Polsek Binawidya, menuduhnya memetik rambutan dari pohon yang berada di atas tanah miliknya. Warga sekitar mengaku melihat seorang pria bertopi dan bertubuh gempal memetik rambutan dengan sebuah mobil Mitsubishi Lancer biru BA 1523 AF terparkir di lokasi.

 

Adu argumen antara Rizal dan Rd sempat terjadi di tempat kejadian. Khawatir keributan melebar, Rizal memilih melapor ke Polsek Binawidya, yang langsung ditindaklanjuti oleh Tim 2 Reskrim.

 

Rizal mengaku kecewa.

“Saya yang menanam dan merawat selama 13 tahun, di tanah sah milik saya. Seenaknya saja Rd mengambil. Rambutan itu untuk kebutuhan rumah tangga saya. Biar dia jera,” ujarnya tegas.

 

Namun bagi Randi (Rd), tuduhan itu bukan hanya salah alamat—tapi juga mengada-ada. Saat dikonfirmasi, ia membantah keras aksi pencurian itu.

“Itu kerjaan mafia itu. Masa saya ambil rambutan di tanah saya sendiri dituduh mencuri?” tegasnya.

 

Randi bahkan mengklaim bahwa tanah tersebut adalah miliknya yang ia beli pada tahun 1992, lebih dulu dari Rizal.

“Saya beli tanah ini tahun 1992. Rizal baru beli tahun 1995, dan objek tanahnya juga bukan di sini. Kita ada sempadan kiri kanan, yang punya lahan juga mengakui. Sementara Rizal itu letaknya di tempat lain. Kok saya dituduh mencuri?” ujarnya.

 

Ia juga menegaskan tidak takut dengan ancaman pelaporan.

“Bahkan katanya mau dilaporkan ke polisi. Ya silakan saja,” tambah Randi, menantang.

 

Dua versi, dua klaim, dua keyakinan berbeda soal satu bidang tanah. Kasus ini kini bukan lagi sekadar persoalan rambutan, melainkan sengketa kepemilikan yang berpotensi memanas. Warga berharap kepolisian segera memeriksa batas-batas lahan untuk memastikan siapa yang benar dan siapa yang bermain klaim.

 

Konflik rambutan ini tampaknya baru permukaan—akar masalahnya jauh lebih dalam.(Ef)