Pacu Jalur Jadi Panggung Seremonial: Juara Belum Terima Hadiah, Panitia Sebut Tunggu Saja

Kuansing,Cakrawala-Dikutip dari CAKAPLAH.com, lebih dari 45 hari berlalu sejak kemeriahan Pacu Jalur Rayon III di Tepian Rajo Pangean, Kuantan Singingi, 4–7 Juli 2025 lalu. Namun hingga kini, para juara masih gigit jari lantaran hadiah yang dijanjikan tak kunjung cair.

 

Ironi ini dialami salah satunya oleh Jalur Tuah Keramat Bukit Embun dari Desa Gumanti, Inhu, yang berhasil meraih juara pertama. Ketua jalur, Pindo Chandra, mengaku sudah berulang kali menanyakan hadiah tersebut, namun hanya dijawab panitia dengan kalimat singkat: “Tunggu saja, nanti kalau sudah dikirim, dikabari.”

 

Bukan hanya sang juara pertama. Jalur Singa Kuantan (peringkat 7) dan Alam Cahayo Tuah Nagori (peringkat 3) juga bernasib sama—juara diumumkan, piagam diterima, tapi hadiah entah ke mana. Pertanyaan pun menyeruak: apakah pacu jalur sekadar seremoni tahunan untuk pejabat berfoto ria, sementara para pemenang dibiarkan menunggu janji kosong?

 

Padahal, pacu jalur bukan hanya ritual budaya. Ia membutuhkan biaya besar—dari pembuatan jalur, latihan, hingga konsumsi pendayung. Hadiah bukan sekadar simbol, tapi bagian dari penghargaan yang semestinya dibayar lunas.

 

Ketua Panitia, Serma Syakarni, bahkan menegaskan bahwa hadiah bukan urusan panitia, melainkan tanggung jawab pemerintah daerah. Pertanyaan yang lebih menyakitkan pun muncul: kalau anggaran tak siap, kenapa tetap digelar dan pamer gagah-gagahan?

 

Pepatah lama mengingatkan, “bayarlah upah sebelum kering keringatnya.” Tapi di Kuansing, pepatah itu justru dipelintir. Keringat sudah kering, bahkan hampir mengelupas, hadiah tak juga dibayar.

 

Kini bola ada di tangan pemerintah daerah. Apakah hadiah akan segera dituntaskan, atau pacu jalur akan tercatat bukan lagi sebagai kebanggaan budaya, melainkan cermin buruk pengelolaan janji dan amanah.(Ef)