BONDOWOSO – Cakrawala-Sejalan dengan Asta Cita keenam Presiden Prabowo Subianto, “Membangun dari Desa dan dari Bawah”, yang memprioritaskan pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan dengan memulai pembangunan dari wilayah pedesaan, berbagai inisiatif strategis terus digulirkan, Perum Perhutani melalui Project Management Office (PMO) Kopi dan Kakao Nusantara secara aktif mengembangkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dengan fokus pada program kemitraan.
Program Kemitraan Perhutani ini dirancang melalui sinergi berbagai pihak untuk mengoptimalkan value added bagi masyarakat dan UMKM lokal dengan tetap menjaga kelestarian hutan berkelanjutan.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo meninjau langsung progres dan dampak dari program yang sejalan dengan semangat membangun dari desa ini. Didampingi oleh Plt. Direktur Utama Perum Perhutani Natalas Anis Harjanto, Wakil Menteri BUMN mengunjungi Demplot Project Management Office (PMO) Kopi & Kakao Nusantara Perhutani di Petak 83F, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Blawan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sukosari, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bondowoso, Divisi Regional Jawa Timur.
Turut hadir dalam rombongan antara lain Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk (ASDEP BID. IPK) Kementerian BUMN Faturrohman, Direktur Keuangan Perhutani Sandy Mukhlisin, Direktur Utama PTPN III M. Abdul Ghani, dan Direktur Utama PTPN IV Jatmiko K. Santosa.
Dalam kunjungan tersebut, Wakil Menteri BUMN meninjau kebun kopi dan proses produksi HHBK kopi yang dikelola bersama 40 petani dari Masyarakat Desa Hutan. Program kemitraan kehutanan ini mengelola lahan seluas 18,06 hektar, dengan 14,06 hektar telah ditanami kopi berbagai jenis sejak tahun 2019.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Perhutani melalui model kemitraan seperti di KPH Bondowoso ini, menunjukkan bagaimana BUMN dapat berkontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, mendukung ekonomi lokal, dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Ini adalah contoh konkret sinergi BUMN untuk Indonesia, sejalan dengan upaya pemerintah membangun dari bawah.” ujar Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.
Inisiatif ini juga merupakan implementasi arahan Kementerian BUMN untuk mengintegrasikan program Kemitraan Kehutanan Perhutani (KKP) dan Kelompok Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP), guna memperkuat ekosistem usaha rakyat di sekitar kawasan hutan dan meningkatkan produktivitas pertanian secara menyeluruh.
Plt. Direktur Utama Perhutani, Natalas Anis H, menambahkan, Perhutani berkomitmen penuh untuk terus mengembangkan program-program agroforestri seperti Project Management Office (PMO) Kopi dan Kakao Nusantara ini. Melalui program Kemitraan Perhutani, kami berupaya mengoptimalkan value added bagi masyarakat dan UMKM lokal melalui sinergi berbagai pihak. Dengan LMDH, kami tidak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi, tetapi juga memastikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat desa hutan, mendukung penuh agenda nasional Asta Cita yaitu pembangunan dari desa.
Wakil Menteri BUMN beserta rombongan juga berkesempatan melihat berbagai produk kopi unggulan hasil binaan Perhutani yang berasal dari beberapa Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di KPH Bondowoso.
Model kemitraan dalam Project Management Office (PMO) Kopi & Kakao Nusantara ini melibatkan kolaborasi erat antara Perhutani dengan para penggarap, mitra Kemitraan Kehutanan Perhutani (KKP) dan Kelompok Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP), serta didukung oleh Business Advisor dan penyedia sarana produksi pertanian (Saprotan). Proses transaksi dan pendanaan juga difasilitasi secara digital melalui aplikasi Socioforest, untuk memastikan transparansi dan efisiensi.(red)
by. Yulianto Kompers Perhutani Bondowoso