PMR SMKN 2 Jember Mengikuti Edukasi Bahaya Seks Bebas Bagi Kalangan Remaja

JEMBER, MN Cakrawala– Palang Meraha Remaja (PMR) Wira SMKN 2 Jember berkolaborasi Ekstrakurikuler Keputrian SMKN 2 Jember mengadakan kegiatan Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Jum’at, 12 Januari 2024. Kegiatan yang dipusatkan di Aula Dasuki SMKN 2 Jember itu bertujuan memberikan pendidikan kepada siswi tentang kesehatan alat reproduksi remaja putri.

Dalam Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Putri lebih menekankan terhadap bahayanya seks bebas di kalangan remaja. Total 86 pelajar SMKN 2 Jember mengikuti kegiatan ini. Mereka antusias mendengarkan penjelasan tentang bahaya seks bebas di kalangan remaja.

“Pada kegiatan ini para pelajar diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, mulai dari pemahaman alat reproduksi, macam penyakit, dan penyebab serta cara pencegahannya,” kata Navinsa Laura Novelia Ketua PMR Wira SMKN 2 Jember.

Setelah pemaparan, diharapkan para pelajar mampu memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. “Para remaja harus pandai menjaga kesehatan reproduksi untuk meminimalisasi resiko kesehatan,” imbuhnya.

Seks bebas atau seks di kalangan remaja dapat membawa sejumlah risiko kesehatan dan sosial. Antara lain risiko penularan penyakit seksual. Remaja yang terlibat dalam seks bebas berisiko tinggi terhadap penularan penyakit menular seksual (PMS). Beberapa PMS, seperti HIV, sifilis, gonore, dan klamidia, dapat memiliki dampak kesehatan jangka panjang dan serius.

Kemudian risiko kehamilan tidak direncanakan. Seks bebas tanpa penggunaan kontrasepsi meningkatkan risiko kehamilan tidak direncanakan. Kehamilan pada usia remaja dapat memiliki dampak besar terhadap pendidikan, karier, dan kesejahteraan sosial.

Berikutnya berdampak pada psikologis remaja. Remaja yang terlibat dalam seks bebas mungkin menghadapi tekanan emosional, kecemasan, atau depresi. Dalam beberapa kasus, pengalaman seks yang tidak aman atau tidak nyaman dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka. Perilaku seks bebas dapat mempengaruhi hubungan interpersonal remaja. Ini dapat mencakup kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan.

Resiko selanjutnya adalah pelanggaran norma agama atau budaya. Beberapa keluarga atau komunitas memiliki norma agama atau budaya tertentu yang menentang perilaku seksual di luar pernikahan. Remaja yang melanggar norma ini dapat menghadapi tekanan sosial dan konsekuensi dari lingkungan sekitarnya.

Adapun sejumlah pihak yang terlibat pada kegiatan edukasi kesehatan reproduksi pada remaja putri. Antara lain Indri, S.Pd., Gr., Pembina PMR SMKN 2 Jember, Yulin Karlina Anggraina, S.Pd., Pembina Ekskul Keputrian SMKN 2 Jember, Merry Karunia Putri, S.Pd Pembina Ekskul Keputrian SMKN 2 Jember. Kemudian Dian Agustini, S.Pd Pembina Ekskul Keputrian SMKN 2 Jember serta Anastasia Kartini selaku Koordinator Kespro Puskesmas Sumbersari Jember. (Agus/Andre)