Kampar,Cakrawala– Aksi grebek tambang ilegal di Sungai Kampar memang menghebohkan. Polisi menemukan alat berat excavator, dump truk, ponton penyedot pasir, hingga catatan transaksi. Pekerja lari terbirit-birit, lokasi dipasang police line.
Namun, satu pertanyaan besar justru menggantung di udara: kenapa alat berat yang jelas-jelas menjadi jantung operasi tambang ilegal itu tidak diamankan sebagai barang bukti?
Saat dikonfirmasi, baik Kasat Reskrim AKP Gian Wiatma Jonimandala maupun Kapolres Kampar AKBP Boby Putra Ramadhan S memilih bungkam. Tak ada jawaban. Tak ada kepastian.
Diamnya aparat justru memantik tanda tanya publik. Apakah ada kekuatan besar yang melindungi mafia tambang pasir-batu ini? Atau penindakan hukum di Kampar hanya sebatas formalitas, sekadar memadamkan gaduh di media sosial?
Jika excavator dibiarkan tetap di lokasi, maka publik berhak curiga: razia ini jangan-jangan hanya sandiwara, sementara bisnis tambang ilegal tetap berputar dan Sungai Kampar terus terkoyak.
Penegakan hukum seharusnya tegas dan tanpa pandang bulu. Tapi ketika aparat diam terhadap pertanyaan paling mendasar, maka wajar jika masyarakat menilai ada permainan di balik layar.(Ef)