Bondowoso,Cakrawala-10 Juni 2025, Pemerintah Kabupaten Bondowoso secara resmi meluncurkan Klinik Pertanian pertama di wilayahnya yang berlokasi di Desa Pakuniran, Kecamatan Maesan. Acara bertajuk “Tuntaskan Masalah Petani, Bondowoso Berkah” ini dihadiri oleh sekitar 250 peserta dan dibuka langsung oleh Bupati Bondowoso, K.H. Abdul Hamid Wahid, M.Ag. Kegiatan berlangsung penuh semangat dan antusiasme, menandai langkah konkret pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan petani melalui inovasi layanan konsultasi dan pendampingan pertanian.
Klinik Pertanian ini dirancang sebagai pusat layanan terpadu yang menyediakan solusi cepat, tepat, dan berkelanjutan untuk berbagai persoalan pertanian. Dalam sambutannya, Bupati menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menghadirkan pendampingan teknis, akses informasi pertanian, hingga dukungan pembiayaan bagi para petani. “Klinik ini adalah jawaban atas kebutuhan petani kita yang selama ini minim akses terhadap teknologi dan informasi pertanian yang memadai,” ujar Bupati.
Rangkaian acara diawali dengan penyambutan Forkopimda, penampilan tari dari siswa SMPN 2 Maesan, hingga peninjauan produk pertanian seperti benih dan pestisida. Puncak acara ditandai dengan pemutaran video simulasi praktik layanan klinik serta pemaparan struktur dan konsep layanan oleh tim pelaksana. Selain itu, bantuan pertanian seperti alat mesin pertanian (alsintan), benih, dan pupuk juga diserahkan kepada kelompok tani sebagai bentuk dukungan nyata.
Momentum ini turut diwarnai dengan pemberian penghargaan kepada para penyuluh pertanian berprestasi dan penyerahan tali asih kepada PPL yang telah berdedikasi. Peluncuran Klinik Pertanian ini mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk Dandim 0822 yang diwakili Kapten Arm Supandi, Kapolres, DPRD, OPD, akademisi, hingga sektor perbankan. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan pertanian yang tangguh dan modern di Bondowoso.
Dengan diresmikannya Klinik Pertanian Bondowoso, diharapkan para petani lokal memiliki tempat rujukan untuk mendapatkan bimbingan, pelatihan, dan solusi atas persoalan yang dihadapi. Pemerintah daerah optimistis bahwa keberadaan klinik ini akan menjadi katalisator dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani, serta mendukung program ketahanan pangan nasional.(red)