Beny Hutapea : Industri Sarang Burung Walet Semakin Lama Semakin Menurun, Kemendag Diminta Turun Tangan

Jakarta,Cakrawala– Pembina Perkumpulan Petani Sarang Walet Nusantara (PPSWN), Benny Hutapea menyampaikan, keluh kesah kepada Presiden Prabowo Subianto, atas kondisi industri Sarang Burung Walet di Indonesia. Dimana industri walet semakin lama semakin menurun, terutama eksportasi produk Sarang Burung Walet ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

 

Menurut pemilik nama panjang Benny Suryo Sabath Hutapea, SH, S.T.h, MH, M.Kn ini mengatakan, sesuai data yang dihimpun selama 6 tahun terakhir terjadi beberapa penurunan ekspor.

 

Hal ini disebabkan adanya regulasi dalam bentuk Protokol Perjanjian Perdagangan Sarang Burung Walet antara RI-RRT. Dimana membatasi kadar Nitrit dibawah 30 ppm dan kadar aluminium dibawah 100 ppm.

 

Selain itu juga disebabkan maraknya ekspor ilegal Sarang Burung Walet, sehingga menyebabkan harga sarang walet turun drastis. Untuk itu PPSWN meminta pemerintah dan aparat penegak hukum (APH) bisa menertibkan dan menstop perdagangan ekspor ilegal sarang walet.

 

“Kemudian juga adanya penghentian sementara (suspend) atas 9 perusahaan/eksportir Sarang Burung Walet yang dikenakan oleh Pemerintah RRT dan adanya ekspor ilegal sarang walet ke luar negeri.  Terutama akibat sanksi suspend yang dampaknya sangat terasa sekali,” kata Benny Suryo Sabath Hutapea, Minggu (10/8/2025) di Green Lake City Rukan Fresh Market Blok A No.17 Cipondoh, Tangerang.

 

Katanya, selain terjadi penurunan pajak ekspor, yang lebih dahsyat lagi adalah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Terutama kepada puluhan ribu tenaga kerja terampil di sektor Sarang Burung Walet.

 

“Efek domino-nya adalah kepada keluarga-keluarga pekerja yang akhirnya kena PHK. Dimana puluhan ribu pekerja tersebut adalah tulang punggung keluarga,” ucap Benny Hutapea sapaan akrabnya.

 

Selanjutnya, terjadi penurunan daya beli terhadap keluarga-keluarga pekerja tersebut. Tentunya hal ini juga akan mempengaruhi pendapatan UMKM di sekitar tempat tinggal pekerja tersebut.

 

“Untuk itu kami dengan kerendahan hati memohon pihak Pemerintah lebih serius dalam mengatasi persoalan suspend tersebut. Bagaimana cara dan strateginya agar pengusaha Sarang Burung Walet bisa ekspor kembali dengan lancar,” pinta Benny Hutapea.

 

Dirinya merekomendasikan beberapa solusi persoalan kendala ekspor Sarang Burung Walet ini.

 

Diantaranya,

 

– Mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum menertibkan dan menstop maraknya ekspor ilegal Sarang Burung Walet, sehingga menyebabkan harga sarang walet turun drastis.

 

– Menteri Perdagangan harus segera merevisi Permendag No. 51/M-DAG/PER/7/2012 tentang Ketentuan Ekspor Sarang Walet ke RRT.

 

– Berharap Kementerian Pedaganan RI untuk tidak memberlakukan dan mengevaluasi segala persyaratan yang rumit. Seperti proses registrasi, risk assessment, audit dan pemeriksaan sebelum pengiriman (pre-shipment) untuk produk RRT. Dimana Pemerintah RI dapat mempertimbangkan hal serupa bila terus dihambat.

 

– Pemerintah diharapkan me-reformasi dan regenerasi bawahannya, serta membuat kebijakan regulasi yang baku secara tertulis. Yang berpihak kepada pelaku usaha, sehingga tidak menimbulkan monopoli regulasi.

 

“Demikian keluh kesah dari kami Perkumpulan Petani Sarang Walet Nusantara (PPSWN). Diharapkan Presiden Prabowo Subianto meningkatkan pendapatan masyarakat dan menyerap lapangan kerja,” pungkas Benny Hutapea. (red)